www.edmonroyankalesaran.com

Rabu, 23 Juni 2010

ABSTRACT MY THESIS

Thesis Magister Communication Science Pasca Sarjana Fikom Universitas Padjadjaran Bandung

2010

A COMMUNICATION MODEL THE CHIEF OF PRECINCT IN IMPLEMENTATION OF CRASH PROGRAM OF CORN CULTIVATION (A Case Study at Sub District of Pineleng, Regency of Minahasa), Edmon Royan Kalesaran, 170220080018

This research has given title A Communication Model the Chief of Precinct in Implementation of Crash Program of Corn Cultivation (A Case Study at Sub District Of Pineleng, Regency Of Minahasa) and aimed to study in comprehensively on how communication model the chief of precinct in implementation of crash program of corn cultivation, involving 7 (seven) Chiefs of Precinct as the informant at Sub District of Pineleng, Regency of Minahasa, as the data resource and information of study. This study use qualitative research method and case study approach. Identification of problems: (1) what the motive the Chief of Precinct in implementation of crash program of corn cultivation; (2) how the model of communication the Chief of Precinct in implementation the crash program of corn cultivation; (3) what kinds of impediments experienced by Chief of Precinct in implementation the program.

The result shows that (1) there are two motives the Chief of Precinct in implementation of crash program of corn cultivation: “to” and “because,” which in the statements can seen that motivation and force tend to focused on interest and pressure. By the reason, force or motivation argued by informant on “to” and “because”, made observer attempt to determine of motivation model base such as “realistic,” “idealistic,” and “pragmatic.” (2) Models of communication the Chief of Precinct: interpersonal communication, verbal communication in Indonesian and native languages, Minahasa and Sanger Talaud, and non verbal communication. The latest model examined by observer is in “voice and expression,” “personal appeal and speech in respectful, also “proper etiquette” arranged by the Chief of Precinct can influence the implementation process of corn cultivation. (3) The communication model of group occurred in chief’s communication is in meeting, farmer group visit. Persuasive communication model found in research is “persuasion, attention, and empathy, as well as reward in praising and assistance in attracting the public to cultivate the corn plant. (4) Any impediments factors experienced by Chief of Precinct in implementation the program are (a) language, (b) leadership trustworthiness, (c) culture or custom, and (d) education background.



ABSTRAK

POLA KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN CRASH PROGRAM PENANAMAN JAGUNG (Studi Kasus di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa), Edmon Royan Kalesaran, 170220080018 Tesis Magister.

Penelitian ini dengan judul Pola Komunikasi Kepala Des Dalam Pelaksanaan Crash Program Penanaman Jagung (Studi Kasus di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa), bermaksud untuk mengkaji secara mendalam bagaimana pola komunikasi kepala desa dalam pelaksanaan crash program penanaman jagung, dengan melibatkan 7 (tujuh) orang informan yaitu kepala desa yang ada di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa, sebagai sumber data dan informasi utama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Indentifikasi masalah adalah : (1) Apa motif kepala desa dalam menyampaikan crash program penanaman jagung ;(2) Bagaimana pola komunikasi kepala desa dalam menyampaikan crash program penanaman jagung ; (3) Apa saja hambatan yang ditemui Kepala Desa dalam menyampaikan Crash program penanaman jagung.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1).Motif kepala desa menyampaikan crash program penanaman jagung adalah : lebih dikarenakan adanya dua motif ini yaitu ”Motif Untuk” dan ”Motif Karena” dengan demikian melalui pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa motivasi dan dorongan kepala desa menyampaikan program penanaman jagung tersebut lebih karena alasan untuk kepentingan dan karena tekanan. Dari alasan, dorongan atau motivasi yang disampaikan oleh informan , yaitu ”Motif Untuk” dan ”Motif Karena”, peneliti berusaha untuk menentukan tipe berdasarkan motivasinya, yaitu ”Tipe Realistis” , ”Tipe Idealis” dan”Tipe Pragmatis”. (2) Pola Komunikasi Kepala desa adalah : 1.Komunikasi Interpersonal;Komunikasi verbal dengan penggunaan bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah Minahasa dan Sanger Talaud. Komunikasi non verbal.Komunikasi verbal yang dapat digali oleh peneliti dalam penelitian ini adalah ”Karakter Suara dan Ekspresi Wajah” , ”Penampilan Pribadi dan Tutur kata Sopan”, serta ”Etika Yang baik” yang dilakukan oleh kepala desa bisa mempengaruhi proses penyampaian program penanaman jagung tersebut. Bentuk komunikasi kelompok yang terjadi dalam pola komunikasi yang dilakukan oleh kepala desa dalam menyampaikan program penanaman jagung adalah pada rapat /pertemuan desa, kunjungan pada kelompok tani. Bentuk-bentuk komunikasi persuasif yang ditemukan dari hasil penelitian ini adalah berupa “bujukan, memberikan perhatian dan empati dan penghargaan dalam bentuk pujian dan bantuan tersebut dengan tujuan mengajak masyarakat untuk menanam jagung. 4.Hambatan yang ditemui kepala desa dalam pelaksanaan carsh program adalah : (1) Faktor Bahasa, (2) Faktor kepercayaan pada pemimpin,(3) faktor Budaya/kebiasaan, (4) Faktor Latar belakang Pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar