www.edmonroyankalesaran.com

Minggu, 18 September 2011


Panduan METODOLOGI QUALITATIF RESEARCH
(Metodologi Penelitian)


EDMON R. KALESARAN,S.Sos, M,I.Kom
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi
Fisip Universitas Sam Ratulangi Manado
Lulusan Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung


METODE PENELITIAN
·         Didalam penelitian ini peneliti menggunakan METODE PENELITIAN KUALITATIF, yaitu suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif.
·         CIRI PENELITIAN KUALITATIF : Pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan penelitian yang berupaya memahami gejala-gejala yang sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi, karena gejala tidak memungkinkan untuk diukur secara tepat.
·         ARAH PENELITIAN KUALITATIF,  Penelitian ini diarahkan pada pada latar dan individu secara holistik dan menekankan pentingnya pemahaman tingkah laku menurut pola berpikir dan bertindak subjek kajian. Dalam hal ini tidak mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis tetapi memandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.
·         Dalam penelitian kualitatif ini, Bogdan & Biklen, 1992; Eisner, 1991; Merriam, 1998, Firestone, 1987; (dalam Creswell, 1994 : 136) menyebutkan enam asumsi penelitian kualitatif, sebagai berikut:
1.   Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukannya hasil atau produk.
2.   Peneliti kualitatif tertarik pada makna-bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, dan struktur dunianya masuk akal.
3.   Peneliti kualitatif merupakan instrumen pokok untuk pengumpulan dan analisis data. Data didekati melalui instrumen manusia, bukannya melalui inventaris, daftar pertanyaan atau mesin.
4.   Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik berhubungan dengan orang, latar, lokasi, atau institusi untuk mengetahui atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya.
5.   Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar.
6.   Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesa, dan teori dari rincian. (Creswell, 1994 : 136).

SUMBER DATA
·      sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data utama atau primer dan sumber data tambahan atau sekunder.
·       Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini adalah seluruh kegiatan dilapangan berupa pernyataan dan tindakan dari semua pelaku atau informan yang diteliti.
·      Sumber data primer yang dimaksudkan adalah data dari semua pihak dimana diharapkan data yang akurat, lengkap dan mendalam dari para pelaku dan informan penelitian
·     Data sekunder menyangkut data yang berhubungan dengan dokumen – dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan.
·      Dengan demikian penentuan informan dalam penelitian ini tidak dibatasi akan tetapi disesuaikan   dengan   kebutuhan   peneliti.   Keterangan  dari   informan   satu   akan dibandingkan dengan keterangan dari para informan lain guna memperoleh data yang valid.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
·     Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode yang umumnya digunakan pada pendekatan kualitatif dimana peneliti sendiri sebagai instrumen dalam penelitian dengan menggunakan :
·      Pedoman wawancara terbuka (peneliti bertatap muka langsung dengan informan);
·     Observasi langsung kelokasi penelitian dengan cara mengamati secara langsung proses yang terjadi pada subjek penelitian baik menyangkut proses kerja, penggunaan segala sumber daya yang dimiliki, ketersediaan segala sarana dan prasarana, prosedur layanan serta kenyataan yang sebenarnya terjadi;
·         Penggunaan dokumen yang berhubungan langsung dengan subjek penelitian.   Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang mendalam sehingga dapat memahami proses –proses yang terjadi pada subjek yang diteliti.

TEKNIK ANALISIS DATA
·     Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang temuan-temuan yang berdasarkan permasalahan yang diteliti.
·     Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan urutan dasar.
·    Proses analisis data dilakukan sejak memasuki lapangan penelitian. Meliputi memahami latar penelitian dan persiapan peneliti, memasuki lokasi dan obyek/subjek penelitian
·    Melakukan pengamatan secara mendalam tentang masalah penelitian dikaitkan dengan fenomena yang ada.
·     Melakukan wawancara mendalam dengan narasumber atau informan
·      Data  yang  diperoleh  dari   lapangan dilakukan TAHAPAN ANALISIS DATA melalui tahap-tahap berikut :
(1)   Kategorisasi dan mereduksi data,
(2)   Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga data berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.
(3)   Melakukan interpretasi pada data.
(4)   Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.
(5)   Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Atau VALIDITAS DATA caranya dengan menggunakan TEKNIK TRIANGULASI DATA
·         Setiap penelitian bertujuan menghasilkan pengetahuan yang ojektif. Itu berarti, temuan-temuan penelitian dapat dipercaya dan diterima kebenarannya.
·         Kebenaran yang dihasilkan dibatasi oleh kesepakatan dan bakuan-bakuan ilmu pengetahuan serta kenyataan empiris yang dikaji.
·         Usaha menemukan kepastian dan keaslian merupakan hal yang penting dalam penelitian kualitatif. Untuk menuju kearah itu, peneliti menggunakan dua kriteria yang penting bagi objektifitas suatu penelitian kualitatif  yakni keandalan (reliability) dan kesahihan (validity).
·         Keandalan menyangkut langkah-langkah penelitian, dan kesahihan yang berkaitan dengan isi penelitian yang dilakukan.
·         Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen pokok, sehingga peneliti bertindak proaktif secara langsung dalam mengumpulkan data.pada tahap keandalan, peran peneliti ikut serta dan terlibat dalam latar penelitian, berlangsung dalam jangka waktu sesuai kebutuhan peneliti sampai mencapai tingkat kejenuhan data.
·         Semua data hasli pengamatan berupa catatan lapangan, dan rekaman proses akan dicek kembali atau dikonfirmasi ulang kepada informan.
·         Untuk memperkuat data, peneliti meminta kepada informan untuk secara jujur menjelaskan maksud da arti hasil pengamatan.pada tahap ini juga peneliti mempelajarinya lewat dokumen tertulis atau bergambar (foto) dan menghubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, disertai menunjukkan bukti.
·         Pada tahap kesahihan data, peneliti melakukan pengecekan temuan penelitian yang disesuaikan dengan situasi yang terjadi pada proses penelitian tersebut.
·         Peneliti memeriksa seluruh data yang mendukung, menangkap atau menggambarkan temuan. Pada tahap ini, peneliti bersikap konsisten terhadap data penelitian, memilih topik-topik penting yang menonjol, menganalisis dan membuat interpretasi data.
·         Hasil interpretasi   data   kemudian   dibuat   dalam   bentuk   deskripsi,   yang   selanjutnya di diskusikan kepada subjek penelitian.
·         TAHAPAN tersebut dinamakan atau disebut dengan PROSES TRIANGULASI dengan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam hal ini peneliti membandingkan data pengamatan dengan data wawancara dan dokumen.
·         Peneliti juga memeriksa kembali penemuan hasil penelitian dari teknik pengumpulan data dan sumber data. Sehingga peneliti dapat menemukan perbedaan dan kesamaan serta alasan-alasannya.
·         Pemanfaatan temuan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dimanfaatkan untuk pengecekan kembali data penelitian dan mengarahkan analisis data.
·         Seluruh data penelitian yang dianggap penting akan dijelaskan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sesuai dengan konsep penelitian tersebut.

Sumber :
1.      Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta. Penerbit Kencana.
2.      Creswell, John W. 1994. Qualitative Inquiry and Reasearch Disign. Sage. California.
3.      Miles, Matthew B., & Huberman, A. Micheal, 1992,Analisis Data Kualitatif; Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru, Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta, UI Press.
4.      Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.  Bandung: Remaja Rosda Karya.
5.      Sugiono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung. Alfabeta.




Rabu, 11 Mei 2011

BUDAYA ORGANISASI MENUJU KEBERHASILAN ORGANISASI

}  Ada 2 faktor yang menjadikan budaya organisasi kuat :
  1. Penyebaran nilai-nilai budaya; dan
  2. Tingkat komitmen anggota organisai terhadap inti dari nilai yang ada
Pada hakikatnya penyebaran nilai-nilai budaya
ini dimaksudkan agar seluruh sumber daya
manusia yang ada di organisasi mengetahui
Secara jelas apa nilai-nilai yang terkandung di
dalam budaya organisasinya.
}  Lanjutan :
}  Selain manfaat yang dapat diperoleh secara individu, budaya organisasi pun memiliki kontribusi bagi organisasinya sendiri. Diantaranya adalah :
  1. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ruang lingkup keiatan intern organisasi. Seperti : tata tertib, administrasi, hubungan antar bagian, pengahargaan terhadap prestasi anggota, penilaian kerja dan lain sebagainya.
  2. Untuk menunjukkan pada pihak eksternal mengenai keberadaan organisasi dan ciri khas yang dimiliki, ditengah-tengah organisasi-organisasi yanga da di masyarakat.
  3. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan organisasi.
  4. Dapat membuat program-program pengembangan usaha dan pengembangan para anggota (sumber daya manusia yang ada) dengan dukungan penuh dari seluruh anggota organisasi.
}  Dari uraian diatas manfaat yang dapat diperoleh baik individu maupun organisasi tentang budaya organisasi menjadi penting bagi seluruh pihak yang terlibat dalam aktivitas organisasi.
}  Efektivitas
}  Menurut Stephen  P. Robbins efektivitas organisasi di pengaruhi oleh empat variabel :
  1.  organization’s culture
  2. Strategi
  3. Environment (lingkungan)
  4. Technology
}  Ke empat variabel tersebut perlu di bentuk        
Ada 2 tipe budaya yang dibentuk dari keragaman latar belakang ini yaitu :
  1. Diminant culture
  2. Subculture (susanto, 1997:31)
}  Budaya dominan
}  Diartikan sebagai gambaran dari core values (inti dari nilai-nilai yang ada dan diterima oleh seluruh anggota yang dianut dan merupakan kontribusi nilai-nilai dari sebagian besar anggota organisasi.
Contoh : budaya dominan perusahaan MC Donald “Quality Service and Cleanliness”
}  subculture
}  Subculture adalah budaya-budaya lain yang tumbuh dalam organisasi dimana secara spesisfik ditumbuhkan oleh perbedaan bagian atau perbedaan geografis, yang merupakan hasil kontribusi nilai dari golongan minoritas anggota organisasi (susanto 1997:32)
}  Lanjut minggu depan
}  SEEEEEE……………uuuuuuuuuuuuu…..!!!

Selasa, 19 April 2011

BUDAYA ORGANISASI (Suatu Konsep Menuju Efektivitas Organisasi)


          Manajemen akan mempengaruhi budaya.
          Budaya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan meraih keuntungan & sekaligus meraih citra.
          Organisasi perlu untuk memiliki kepribadian.
          Kepribadian organisasi yang juga disebut sebagai budaya organisasi harus diciptakan & dipertahankan sehingga dapat membantu keefektifan organisasi.
Budaya Organisasi
          Pada hakikatnya, budaya organisasi memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu organisasi.
          Budaya organisasi merupakan salah satu perangkat manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
          Budaya organisasi bukan merupakan cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing organisasi.
          Budaya organisasi merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
DEFINISI
          Secara etimologis (asal usul kata), budaya organisasi terdiri dari dua kata : budaya & organisasi.
          Organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan & pembagian.
          Pengertian budaya adalah suatu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian & cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi & diterima oleh anggota baru.
          BUDAYA ORGANISASI merupakan penerapan nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang terkait, bekerja di bawah naungan suatu organisasi.
                (Duncan dalam Kasali, 1994: 108)
          Terrence E Deal & Allan A. Kennedy : budaya organisasi (BO) merupakan nilai-nilai dominan yang diterapkan oleh suatu organisasi.
          RT Pascale & AG Athos, BO merupakan falsafah yang menuntun kebijakan organisasi terhadap pegawai & pelanggan.
          Marvin Bower, BO merupakan cara pekerjaan yang dilakukan di tempat tertentu.
          Edgar H. Schein, BO merupakan asumsi & kepercayaan dasar yang terdapat di antara angota organisasi.
          Linda Smirch, BO merupakan pola kepercayaan, simbol-simbol, ritual, mitos & praktis yang telah lama berjalan.
                (Semua dalam Robbins, 1990: 479)

A.B Susanto dalam bukunya BudayaPerusahaan
          BUDAYA ORGANISASI yang berlandaskan pada definisi diatas tadi yaitu :
ü  nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya dalam organisasi.
ü  Secara operasional BUDAYA ORGANISASI adalah suatu nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi kedalam organisasi, sehingga masing-masing anggota organisasi harus bertindak dan berperilaku (Susanto, 1997 :3)

PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI
(Sutanto, 1997: 13)
  1. 1.       Filsafat Pendiri Organisasi
  2. 2.       Kriteria Seleksi
  3. 3.       Sosialisasi
  4. 4.       Manajemen Puncak
  5. 5.       Budaya Organisasi

Penjelasan Pembentukan Budaya Organisasi
1.       Filsafat pendiri organisasi merupakan sumber utama sebuah budaya organisasi.
Artinya para pendiri organisasi secara tradisional mempunyai dampak yang penting dalam pembentukan budaya wal organisasi. Mereka memiliki visi & misi mengenai bagaimana bentuk organisasi tersebut seharusnya. (Robbins, 1990: 486)
Contoh, Ray Kroc dengan McDonald-nya. Sejak dirintis pada tahun 1955 sampai dengan abad 21 ini, pegawai McDonald seolah masih “diawasi” Kroc dengan prinsip-prinsip dasar organisasinya. Misalkan komitmen terhadap kualitas pelayanan, kebersihan & nilai. Juga penggunaan bumbu & peralatan yang baik, kebersihan kamar mandi, dan jangan kompromi. Inilah filosofi pendiri penjual hamburger, fries & shakes yang masih diikuti sbg pedoman manajemen.
2.       Seleksi untuk menentukan kriteria yang dianggap paling tepat untuk menjadi anggota organisasi. Ini merupakan kekuatan dalam mempertahankan budaya organisasi.
·         Tujuan utama dari proses seleksi adalah menemukan & mempekerjakan individu yg memiliki pengetahuan, kepandaian & kemampuan utk berprestasi dlm pekerjaan di dalam organisasi.
3.       Manajemen puncak à perilaku & tindakan mereka akan berpengaruh terhadap budaya organisasi.
·         Proses sosialisasi merupakan langkah yang tepat untuk mempertahankan budaya organisasi, terutama sosialisasi yang ditujukan bagi anggota baru.
·         Seluruh anggota organisasi seharusnya mengetahui & memahami mengenai terbentuknya budaya organisasi, pentingnya bagi kemajuan organisasi, termasuk bagi pengembangan dirinya.
          Cara mempelajari Budaya Organisasi : dalam bentuk cerita, acara ritual, material & bahasa.
          Cerita : penjelasan tentang sejarah berdirinya organisasi, ruang lingkup usaha, hubungan usaha dgn organisasi yang lain, orang-orang penting, dsb.
          Acara ritual : penyerahan pemilihan & penghargaan bagi staf berprestasi, dsb.
          Simbol material : pakaian khas pramugari, teller, satpam, dsb.
          Inisiatif individual.
          Toleransi terhadap tindakan beresiko.
          Arah.
          Integrasi.
          Dukungan dari manajemen.
          Kontrol.
          Identitas.
          Sistem imbalan.
          Toleransi terhadap konflik.
          Pola-pola komunikasi.
(Robbins, 1990: 480)

Minggu, 03 April 2011

METODE KERJA / PROSES TAHAPAN KERJA PUBLIC RELATIONS


Proses Public Relations
  • Menurut Cutlip and Center, proses kerja PR meliputi :
  • Fact Finding : Mendefinisikan permasalahan yang dilakukan melalui penelitian dengan menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap dan perilaku publik terhadap lembaga.
  • Planning : Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik
  • Communicating : Dalam tahap ini PRO harus mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya yang mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.
  • Evaluating : Tahap ini melakukan penilaian terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dari perencanaan, pelaksanaan program, pengkomunikasian, sampai keberhasilan atau kegagalan yang terjadi dari program tersebut.
METODE KERJA / PROSES TAHAPAN KERJA PUBLIC RELATIONS :
  • Penelitian (Research)
  • Perencanaan (Planning)
  • Pengiatan (Action)
  • Evaluasi (Evaluation)
Penelitian (Research)
  • Tahapan pertama (fact finding) dalam memastikan informasi dan data mengenai organisasi, persoalan (problem) atau situasi, khalayak, serta sikap dan opini public.
  • Segala keterangan harus diambil atau diperoleh selengkap mungkin. Berupa data faktual.
  • Penelitian bisa dilakukan secara kualitatif & kuantitatif.
Perencanaan (Planning)
  • Dari Tahap Penelitian meningkat ke tahap perencanaan. Pada tahap ini PRO melakukan Penyusunan masalah (problem).
  • Selanjutnya dilakukan pemikiran sebuah konsep pemecahan masalah tersebut.
  • kemudian dibuat sebuah perencanaan matang dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
  • perencanaan termasuk waktu, kiat/cara yang dilakukan, bagaimana melakukannya, serta siapa pelakunya, termasuk anggaran dan target yang dibutuhkan.
Penggiatan (action)
  • Tahapan kegiatan action dalam konteks tahapan proses PR adalah merupakan kegiatan komunikasi. Komunikasi antar persona, komunkasi kelompok dan komunikasi mass media.
Evaluasi (Evaluation)
  • Evaluasi adalah tahap terakhir setelah tahapan penelitian, perencanaan dan action tersebut.
  • Tujuan tahapan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah kegitan PR tersebut benar-benar dilaksanakan menurut rencana bedasarkan penelitian atau tidak.
  • evaluasi merupakan tahapan penilaian
LITERATUR :

·         Prof. Drs. Onong U Effendy,M.A, Human Relations dan Public Relations. Mandar Maju Bandung 1993.
·         Kustadi Suhandang. PUBLIC RELATIONS Perusahaan. Kajian Program Implementasi. Nuansa Bandung 2004.


TUGAS HUMAS BERHUBUNGAN DENGAN EXTERNAL PUBLIC


      Bagi sebuah lembaga/perusahaan, hubungan dengan public luar merupakan suatu keharusan.
      Pada intinya sebuah perusahaan juga memiliki ketergantungan dengan pihak lain.
      Dengan adanya hubungan dengan pihak luar tersebut, tentunya akan banyak menimbulkan permasalahan. Salah satunya adalah KOMUNIKASI
TUGAS HUMAS/ PR KAITANNYA DENGAN MENJAWAB PERMASALAHAN EXTERNAL
  1. Bagaimana memperluas pasar bagi produksinya.
  2. Bagaimana memperkenalkan produknya
  3. Bagaimana cara mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari public/masyarakat
  4. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan pejabat, pemerintah , instansi terkait.
  5. Bagaimana cara mengetahui sikap dan pendapat public terhadap perusahaan
  6. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan pers dan opinion leader
  7. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan para pemasok dan public lain yang berhubungan dengan operasional perusahaan.
  8. Problem lainnya yang menyangkut persoalan antara perusahaan dengan masyarakat yang ada di luar perusahaan, untuk mencapai rasa simpatik dan keercayaan dari public tersebut.
Banyak usaha yang perlu dikerjakan dalam external public relations, untuk memperoleh dukungan serta kesediaan public luar untuk bekerja sama dengan perusahaan tersebut
Untuk mecapai hal tersebut diperlukan hal-hal berikut ini :
Humas/PR harus mampu melakukan atau melaksanakan tindakan-tindakan berikut ini :
  1. Mengadakan analisa dan penilaian terhadap sikap dan opini public yang menanggapi kebijakan pimpinan perusahaan dalam meggerakkan pegawainya dan menerapkan metodenya.
  2. Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan sehubungan dengan tujuan public relations, terutama dalam kegiatan perusahaan yang mendapat sorotan atau kritikan public
  3. Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan objektif, agar public memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan
  4. Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki formasi staf kearah efektif. Baik secara keseluruhan perusahaan maupun khusus di bagian PR
  5. Mengadakan penyelidikan atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan public akan produk/barang yang dihasilkan perusahaan

KOMUNIKASI LANGSUNG DENGAN PIHAK PUBLIC DI LUAR PERUSAHAAN, DAPAT DILAKUKAN MELALUI :
  1. Publisitas
  2. Periklanan
  3. Demonstrasi
  4. Propaganda
  5. Promosi penjualan
  6. Pameran
  7. Penerbitan Pamphlet/ brosur
  8. Konfrensi pers
  9. Penerbitan majalah
  10. Open House
  11. Usaha publisitas mengarah ke pengenalan, penerimaan dn simpati public luar terhadap perusahaan. Sehingga rasa kekeluargaan dan kesediaan hidup bersama serta kerja sama antara masyarakat dan perusahaan  dapat tercapai.

LITERATUR :
      Prof. Drs. Onong U Effendy,M.A, Human Relations dan Public Relations. Mandar Maju Bandung 1993
      Kustadi Suhandang. PUBLIC RELATIONS Perusahaan. Kajian Program Implementasi. Nuansa Bandung 2004