www.edmonroyankalesaran.com

Rabu, 23 Juni 2010

ABSTRACT MY THESIS

Thesis Magister Communication Science Pasca Sarjana Fikom Universitas Padjadjaran Bandung

2010

A COMMUNICATION MODEL THE CHIEF OF PRECINCT IN IMPLEMENTATION OF CRASH PROGRAM OF CORN CULTIVATION (A Case Study at Sub District of Pineleng, Regency of Minahasa), Edmon Royan Kalesaran, 170220080018

This research has given title A Communication Model the Chief of Precinct in Implementation of Crash Program of Corn Cultivation (A Case Study at Sub District Of Pineleng, Regency Of Minahasa) and aimed to study in comprehensively on how communication model the chief of precinct in implementation of crash program of corn cultivation, involving 7 (seven) Chiefs of Precinct as the informant at Sub District of Pineleng, Regency of Minahasa, as the data resource and information of study. This study use qualitative research method and case study approach. Identification of problems: (1) what the motive the Chief of Precinct in implementation of crash program of corn cultivation; (2) how the model of communication the Chief of Precinct in implementation the crash program of corn cultivation; (3) what kinds of impediments experienced by Chief of Precinct in implementation the program.

The result shows that (1) there are two motives the Chief of Precinct in implementation of crash program of corn cultivation: “to” and “because,” which in the statements can seen that motivation and force tend to focused on interest and pressure. By the reason, force or motivation argued by informant on “to” and “because”, made observer attempt to determine of motivation model base such as “realistic,” “idealistic,” and “pragmatic.” (2) Models of communication the Chief of Precinct: interpersonal communication, verbal communication in Indonesian and native languages, Minahasa and Sanger Talaud, and non verbal communication. The latest model examined by observer is in “voice and expression,” “personal appeal and speech in respectful, also “proper etiquette” arranged by the Chief of Precinct can influence the implementation process of corn cultivation. (3) The communication model of group occurred in chief’s communication is in meeting, farmer group visit. Persuasive communication model found in research is “persuasion, attention, and empathy, as well as reward in praising and assistance in attracting the public to cultivate the corn plant. (4) Any impediments factors experienced by Chief of Precinct in implementation the program are (a) language, (b) leadership trustworthiness, (c) culture or custom, and (d) education background.



ABSTRAK

POLA KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN CRASH PROGRAM PENANAMAN JAGUNG (Studi Kasus di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa), Edmon Royan Kalesaran, 170220080018 Tesis Magister.

Penelitian ini dengan judul Pola Komunikasi Kepala Des Dalam Pelaksanaan Crash Program Penanaman Jagung (Studi Kasus di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa), bermaksud untuk mengkaji secara mendalam bagaimana pola komunikasi kepala desa dalam pelaksanaan crash program penanaman jagung, dengan melibatkan 7 (tujuh) orang informan yaitu kepala desa yang ada di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa, sebagai sumber data dan informasi utama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Indentifikasi masalah adalah : (1) Apa motif kepala desa dalam menyampaikan crash program penanaman jagung ;(2) Bagaimana pola komunikasi kepala desa dalam menyampaikan crash program penanaman jagung ; (3) Apa saja hambatan yang ditemui Kepala Desa dalam menyampaikan Crash program penanaman jagung.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1).Motif kepala desa menyampaikan crash program penanaman jagung adalah : lebih dikarenakan adanya dua motif ini yaitu ”Motif Untuk” dan ”Motif Karena” dengan demikian melalui pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa motivasi dan dorongan kepala desa menyampaikan program penanaman jagung tersebut lebih karena alasan untuk kepentingan dan karena tekanan. Dari alasan, dorongan atau motivasi yang disampaikan oleh informan , yaitu ”Motif Untuk” dan ”Motif Karena”, peneliti berusaha untuk menentukan tipe berdasarkan motivasinya, yaitu ”Tipe Realistis” , ”Tipe Idealis” dan”Tipe Pragmatis”. (2) Pola Komunikasi Kepala desa adalah : 1.Komunikasi Interpersonal;Komunikasi verbal dengan penggunaan bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah Minahasa dan Sanger Talaud. Komunikasi non verbal.Komunikasi verbal yang dapat digali oleh peneliti dalam penelitian ini adalah ”Karakter Suara dan Ekspresi Wajah” , ”Penampilan Pribadi dan Tutur kata Sopan”, serta ”Etika Yang baik” yang dilakukan oleh kepala desa bisa mempengaruhi proses penyampaian program penanaman jagung tersebut. Bentuk komunikasi kelompok yang terjadi dalam pola komunikasi yang dilakukan oleh kepala desa dalam menyampaikan program penanaman jagung adalah pada rapat /pertemuan desa, kunjungan pada kelompok tani. Bentuk-bentuk komunikasi persuasif yang ditemukan dari hasil penelitian ini adalah berupa “bujukan, memberikan perhatian dan empati dan penghargaan dalam bentuk pujian dan bantuan tersebut dengan tujuan mengajak masyarakat untuk menanam jagung. 4.Hambatan yang ditemui kepala desa dalam pelaksanaan carsh program adalah : (1) Faktor Bahasa, (2) Faktor kepercayaan pada pemimpin,(3) faktor Budaya/kebiasaan, (4) Faktor Latar belakang Pendidikan.

Jumat, 18 Juni 2010

Pengantar Komunikasi Pembangunan

Materi Kuliah : Komunikasi Sosial dan Pembangunan

Oleh : Edmon Kalesaran, S.Sos,M.I.Kom


Ø Komunikasi dan Pembangunan merupakan dua hal yang penting dalam perkembangan kehidupan manusia. Keduanya dapat dikatakan sebagai hal yang tidak terelakkan, dan telah menjadi bagian dari rangkaian agenda masyarakan sehari-hari.

Ø Dapat dimaksudkan diatas bahwa Komunikasi tentunya adalah sudah menjadi bagian yang paling menonjol dari kehidupan manusia tersebut, sedangkan Pembangunan adalah sudah menjadi bagian dari apa yang manusia rasakan dan nikmati dalam kehidupan manusia, contoh pembagunan di berbagai aspek kehidupan manusia yang langsung dapat dirasakan oleh mereka.

Pembaganunan : Masa paradigma awal

# Pembagunan suatu kegiatan nyata dan berencana, menjadi sangat menonjol sejak selesainya perang dunia ke II. Ini ditandai dengan merdekanya bangsa-bangsa yang tadinya berada di bawah penjajahan Negara colonial, maka sejak saat itu pulalah mereka berkesempatan untuk membenahi nasib masing-masing, dalam arti membangun Negara dan kehidupan rakyatnya.

- pembangunan di bidang ekonomi

- pembagunan sosial kemasyarakatan

- dll.

Ini adalah merupakan gambaran sedikit tentang Komunikasi Pembangunan yang masih di artikan secara terpisah.

Dalam kesempatan ini kita akan melihat Komunikasi Pembangunan tersebut dalam konsep yang lebih spesifik.

Namun tentunya kita harus dapat mengetahui konsep awal dari komunikasi dan pembangunan tersebut.

Konsep pengertian Komunikasi tentunya telah kita tahu dan pahami bersama,

Ø Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan kata-kata atau lambing-lambang, dengan tujuan agar supaya orang yang di tuju dapat mengerti dan memahami, dan memberikan respons.

Ø Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses interaksi antara satu orang dengan orang lain ataupun lebih dengan menggunakan lambang dengan menghasilkan efek.

Pengertian ini adalah pengertian yang di format sederhana disesuaikan agar supaya kita dapat lebih cepat mengerti apa yang dimaksud dengan komunikasi tersebut

Secara lebih rinci ada beberapa pengertian komunikasi dapat kita lihat dari yang di sampaikan oleh para pakar ilmu komunikasi.

Ø Pengertian Pembangunan dalam bahasa Inggris adalah Development

Ø Ada juga yang menyebut Growth, modernization dan juga progrees (Kemajuan)

Berikut ini adalah beberapa definisi atau gambaran umum dari Pembangunan tersebut :

v Perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baiak dari nila-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakan mempunyai control yang lebih besar terhadap lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya memperoleh control yang lebih terhadap diri mereka sendiri ( Inayatullah 1967)

v Suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu system sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat system sosial. (Rogers dan Shoemaker, 1971)

v suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dlam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya di hargai untuk mayoritas rakyat melalui control yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Rogers, 1983)

v Pembangunan adalah suatu usaha atau proses terjadinya perubahan-demi perubahan tercapainya tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan itu. (Slamet Riyadi 1981 : 16 -17).

Pada intinya dalam pembangunan tersebut ada tiga macam pengertian pokok yaitu :

1. pembangunan adalah upaya sadar dan terencana yang dilaksanakan oleh banyak pihak.

2. Pembangunan merupakan proses pemanfaatan ide teknologi yang sudah terpilih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. pembangunan merupakan proses pemecahan masalah yang dihadapi demi tercapainya tujuanyang telah ditetapkan.

pengertian tentang komunikasi pembangunan dapat kita lihat lebih jelas dari pengertian oleh Quebral dan Gomez (1976)

v suatu pengertian yang dikemukakan oleh Quebral dan Gomez (1976) tentang komunikasi pembangunan adalah : merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks Negara-negara sedang berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang berencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar menigkatkan pembangunan manusiawi dan itu berarti komunikasi yang akan menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan.

v Dalam komunikasi pembangunan yang diutamakan adalah kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat, bukannya memberi laporan yang tidak realistic dari fakta-fakta atau sekedar penonjolan diri.

v Tujuan komunikasi pembangunan adalah untuk menanamkan gagasan-gagasan sikap mental, dan mengajarkan ketrampilan yang dibutuhkan oleh suatu Negara berkembang

v Secara pragmatis kata Quebral, dapatlah dirumuskan bahwa komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk melaksanakan rencana pembangunan suatu negara.

v Quebral (1973) menegaskan bahwa komunikasi pembangunan merupakan salah satu terobosan (break through) di lingkugan ilmu-ilmu sosial.

v Menurut Quebral juga komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang harus diusahakan gar diketahui orang dan diterima, sebelum ia gunkan.

v Komunikasi pembangunan pada dasarnya memiliki banyak sekali persamaan dengan bentuk-bentuk kegiatan komunikasi, misalnya periklanan, persamaannya adalah keduanya adalah merupakan bentuk komunikasi yang purposif, yakni kegiatan komunikasi yang tujuannya telah ditentukan lebih dahulu.

Ø Dapat dicontokan pembangunan dibidang pertanian, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan kualitas produk pertanian dan juga sekaligus meningkatkan penghasilan para petani, guna mendongkrak kenaikan pendapatan perkapita suatu Negara. Tentunya teknik komunikasinya melalui penyuluhan oleh petugas lapangan pertanian.

Komunikasi pembangunan bisa dilihat dari berbagai segi

- Sosial

Contohnya bagaimana pemerintah menghilangkan adanya komunitas masyarakat yang tergolong miskin. Tentunya dengan adanya peyampaian tentang bagaimana agar supaya masyarakat tersebut bisa hidup layak. Dengan cara adanya penyuluhan tentang bagaimana membuat kerajinan rumah tangga .dll.

- Ekonomi

Bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat tersebut melalui sector ekonomi, dengan adanya informasi tentang mudahnya mendapat fasilitas dunia usaha..

- pertanian/perikanan

- teknologi

- Kesehatan

Untuk mencapai masyarakat yang sehat adanya program bersih dari departemen kesehatan, masalah AIDS, Narkoba. Dll.

Thank You

Fungsi Individual Media (individual Functions of the Media)

Edmon R. Kalesaran. Magister Ilmu Komunikasi. Fikom Unpad Bandung/Sept-08

Secara tradisional jenis-jenis media massa adalah:

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.

Melihat dari perkembangan ini fungsi media tersebut sangatlah penting bagi perkembangan dunia saat ini, masyarakat sangat membutuhkan media di era globalisasi dan modernisasi saat ini, karena akan mensuport atau mendukung status dan kondisi masyrakat tersebut. Fungsi media bisa kita lihat dari beberapa segi antara lain adalah :

1. Sebagai Fungsi Informasi

· Mencari tahu tentang kondisi yang terjadi dilingkungan sekitar, masyarakat dan dunia.

· Mencari informas tentang hal-hal praktis, opini dan keputusan.

· Memenuhi keingintahuan kepentingan umum.

· Sebagai sarana pendidikan, belajar.

· Memperoleh pengetahuan.

2. Sebagai Fungsi Sosial

· Fungsi pengawasan sosial (social surveillance) yakni upaya penyebaran informasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

· Fungsi korelasi sosial (social correlation) merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan antar kelompok sosial atau antar pandangan dengan tujuan konsensus.

· Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya atau dari sati kelompok ke kelompok lainnya.
Dalam perkembangannya pembicaraan tentang fungsi media massa banyak yang membaginya menjadi : fungsi edukasi, fungsi advokasi (kontrol sosial), fungsi entertainment. Media dianggap mampu mengemban fungsi edukasi karena informasi yang ditampilkan mampu memproduksi bahkan mereproduksi pengetahuan.

3. Sebagai Fungsi Entertainment.

Masyarakat sebagai objek dari media tersebut akan sangat terbantu dengan adanya media yang didalamnya memberikan informasi tentang hiburan, film, musik,olahraga dll. Dalam kontek ini masyrakat dengan adanya media ini, bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi tentang duani hiburan, dan sekaligus dapat dengan cepat menikmatinya, saat ini seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang bigitu cepat, masyrakat bisa langsung mengetahui atau informasi olahraga yang terjadi di belahan duani lain. A.C. Milan mentransfer David Beckham, dengan cepat bisa di ketahui oleh masyarakat yang ada di Indonesia. Begitu pula dengan tanyangan-tayangan film, live musik yang ada. Format hiburan ini bisa menjadikan masyarakat senang dan menikmati acara-acara tersebut sabagai sarana hiburan mereka.

Kebijakan Komunikasi Massa di Indonesia


Pandangan : Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tentang Pers Indonesia

Melihat dan memahami undang-undang yang mengatur tentang pers di Indonesia yang menjelaskan intinya adalah kebebasan pers atau kemerdekaan pers dalam mendukung opersionalisasi dilapangan, tentunya dapat kita pahami bersama dalam Undang-Undang Pers ini memiliki nilai posistif untuk kemajuan dan perkembangan pers Indonesia itu sediri. Mengapa demikian ? ini dikarenakan karena dalam undang-undang pers Indonesia tersebut diatur mengenai kebebasan pers itu sendiri baik lembaga jurnalistik maupun wartawan mengenai aturan-aturan atau pijakan-pijakan dalam mengolah lembaga media massa beserta para professional di bidang jurnalistik tersebut. Pernyataan ini ditandai oleh adanya kode etik yang diatur yaitu kode etik jurnalistik atau kode etik pers Indonesia.

Dengan aturan-aturan inilah yaitu Undang-undang Pers No. 40 Thn 1999 menjelaskan bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga kemerdekaan mengeluarkan pendapat sebagaimana tercantum dalam pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 harus dijamin. Hal ini lah yang menjadi dasar dari Undang-undang tentang kebebasan pers ini.

Menjadi satu sisi positif bagi para pelaku pers/ jurnalistik di Indonesia, karena dengan berdasarkan undang-undang pers tersebut memberikan kebebasan atau keleluasan bagi para lembaga jurnalistik (media massa Indonesia) dan profesonal jurnalistik (wartawan) untuk berkreasi dalam upaya melakukan komunikasi dengan menggunakan media massa baik itu media massa cetak dan elektronik.

Melihat Perkembangan sekarang media massa elektronik dan cetak mengalami perkembangan yang begitu pesat, antara kedua media ini berlomba-lomba memberikan kreasi-kreasi berita yang baik untuk mendapatka renspons atau efek dari masyarakat sebagai komunikan. Setelah adanya undang-undang kebebasan pers ini maka seiring perkembangan jurnalistik yang bergitu pesat dan juga ditunjang dengan teknologi jurnalistik yang begitu maju. Maka di Indonesia mulai hadir bagitu banyak media massa baik cetak maupun elektronik. Hal ini ditandai oleh menculnya begitu banyak TV swasta di Indonesia. (RCTI, Trans Tv, Trans 7, Metro Tv, Tv One, Antv, Global Tv, Sctv dll) selain itu di daerah-daerah mulai muncul atau hadirnya tv-tv Lokal. (Bali Tv, Pasifik Tv Manado, Bandung Tv, dll). Dan untuk media cetak mulai banyak Koran-koran , majalah-majalah baru yang timbul dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi berita. Jadi bisa kita lihat perkembagan media massa di Indonesia sangat pesat setelah adanya aturan tentang kebebasan Pers yang berlaku di Indonesia.

PENGARUH POSITIF DAN NEAGTIF PERKEMBANGAN MEDIA MASSA

Di satu sisi terjadi perkembangan positif dalam sistem komunikasi Indonesia saat ini, masyarakat Indonesia bebas mendapatkan informasi yang mereka inginkan dalam menunjang kebutuhan masyarakat itu sendiri baik untuk kebutuhan pekerjaan, pendidikan, hiburan ataupun hal – hal lain dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Namun di satu sisi masyarakat Indonesia mendapatkan permasalahan pada konsumsi berita yang kadang-kadang tidak cocok dengan budaya Indonesia selain itu juga tanyangan-tanyangan berita atau hiburan yang belum sepantasnya dikonsumsi oleh kalangan anak-anak, hal ini bisa kita lihat dengan adanya tanyang live para penyanyi yang menggunakan pakaian yang agak seksi kadang-kadang menonjolkan aurat. Hal ini bisa menyebabkan atau berpengaruh pada rusaknya mental dan moral anak-anak bangsa. Mungkin tidak masalah bagi para orang dewasa namun permasalahan ini di alami oleh anak-anak, yang bisa kita contohkan hal ciuman di zaman tahun 80 an – 90 an masih di anggap tabuh atau risih kalau dilakukan di tempak banyak orang, namum saat ini di mall-mall atau ditempat-tampat umum lain kadang-kadang bisa kita temui hal-hal seperti itu di lakukan oleh anak-anak mudah. Hal ini adalah proses adopsi yang di lakukan atau dicontoh dari anak-anak barat atau gaya hidup barat. Proses adopsi ini dilakukan atau dilihat dari media massa yang ada saat ini. Jadi mungkin bisa kita simpulkan disini bahwa kebebasan pers dengan adanya Undang-undang kebebasan pers tersebut ada sisi positifnya maupun sisi negatifnya.

Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi era teknologi maju, diantaranya melalui media massa televisi, radio, surat kabar, dimana informasi melalui media massa tersebut begitu deras mengalir dan cepat diterima oleh para penonton, pendengar, maupun pembacanya. Kuatnya pengaruh dari kegiatan komunikasi melalui media massa, menyulitkan kita untuk memilah-milah informasi mana yang sebaiknya diserap oleh pengguna media massa tersebut. Dalam hal ini yang paling banyak mendapat sorotan tajam dari masyarakat adalah media massa televisi melalui tayangan-tayangannya.

Seiring kiprah televisi yang semakin luas jangkauannya, serta tumbuhnya stasiun-stasiun TV baru, memungkinkan banyaknya sendi-sendi kehidupan yang berlaku dalam masyarakat seperti norma atau perilaku jadi ikut tergradasi. .Untuk mengantisipasi hal ini, maka dibentuk oleh pemerintah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang mengatur keberadaan TV atau radio publik dengan melihat dari segi isi (content) tayangan termasuk juga tentang frekuensinya, yang mana semua ini diatur dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran.

Masalahnya adalah, apakah media massa khususnya media elektronik dapat memenuhi harapan publiknya dengan isi (content) yang tepat atau cocok dengan lokalitas yang dimiliki daerah atau wilayah di mana media tersebut beroperasi. Sudah tentu untuk itu diperlukan ada-nya etika dalam menjalankan media komunikasi massa, dengan mengutamakan isi pesan yang memuat budaya daerah yang bersangkutan.

Dalam penggolongannya, radio dan televisi masuk dalam media komunikasi massa. Tetapi masing-masing punya sifat penyiaran yang sedikit berbeda. Radio bersifat audio (suara), sedangkan televisi bersifat audio-visual (suara-gambar). Dari segi penampilan, maka jelas di sini televisi punya keunggulan lebih dengan sifat penyiarannya yang audio¬visual itu dibanding dengan radio. Tetapi kekhawatiran akan tergesemya radio, dengan banyak bermunculannya stasiun televisi ternyata tidak perlu terjadi, karena masing-masing media ini dengan waktu siaran dan jenis siarannya mempunyai publiknya sendiri-sendiri.

Orang yang tidak sempat membaca surat kabar, tentu akan menyempatkan din menonton siaran berita di televisi pada malam hari, sambil duduk beristirahat di rumah berkumpul dengan keluarga. Sedangkan bagi mereka yang sedang belajar atau bekerja, agar tidak jenuh tentu lebih memilih ditemani lantunan lagu-lagu dengan selingan obrolan ringan dari para penyiar radio.

Jelas di sini masing-masing media massa tersebut punya publiknya sendiri, yang mana saat mendengar dan menontonnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh publiknya tersebut.

Hal lain yang bisa menunjukkan bahwa radio tidak tergeser oleh televisi adalah mulai menjamumya stasiun-stasiun radio, tidak saja di kota-kota besar tetapi kini sudah sampai ke daerah-daerah. Kalau dulu stasiun radio di satu daerah hanya ada sekitar dua stasiun, tetapi kini benar-benar bisa dikatakan “bagai jamur tumbuh di musim hujan”, terlepas dari apakah stasiun tersebut sudah memiliki ijin siaran atau belum.

Seiring dengan banyaknya jumlah stasiun radio dan televisi yang bermunculan, kini timbul pula permasalahan baru yuitu bagaimana dengan isi dari pesan-pesan yang disampaikan oleh media massa tersebut. Apakah layak untuk disiarkan? Mengingat dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa melalui pesan-pesan komunikasinya cukup besar.

Dampak komunikasi massa, selain positif juga negatif. Pengelola komuniksi massa dapat dipastikan tidak berniat untuk menyebarkan dampak negatif kepada khalayaknya. Yang diinginkan adalah dampak positif. Apabila terdapat dampak negatif, bisa dikatakan sebagai efek samping. Namun efek samping itu cukup membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat banyak”.

Secara garis besar fungsi komunikasi massa mcnurut Prof. Onong Uchjana Effendy hanya tiga, yakni: (1) menyiarkan informasi (to inform), (2) mendidik (to educate), (3) merighibur (to entertain). Tetapi ada para ahli yang menambah fungsi selain dari tiga fungsi tersebut, yaitu fungsi mempengaruhi (to influence), fungsi membimbing (to guide), dan fungsi men-geritik (to criticise). Fungsi yang terakhir ini adalah fungsi media massa dalam menjalankan perannya sebagai “social control” atau sebagai “filter”. Bahkan ada yang mengatakan sebagai “pengawas” atau “watchdog”. Hal ini mesti dilakukan demi menegakkan kebenaran dan keadilan.

Tetapi lagi-lagi dari tayangan-tayangan yang ada (khususnya media televisi), ternyata fungsi hiburan dan mempengaruhi lebih mendominasi daripada fungsi yang lainnya. Cobalah kita simak, banyak stasiun-stasiun televisi yang lupa pada jam tayang yang tepat untuk suatu acara tertentu. Acara musik memang bisa ditayangkan kapan saja, tetapi yang scring kita lihat adalah acara musik dengan penyanyi dan penari latar dengan pakaian yang jauh dari kesan sopan. Bahkan, malah sering kita lihat sang penari latar berpenampilan lebih seronok dibanding penyanyinya.

Nah, hal-hal seperti inilah yang membuat cukup banyak orang merasa prihatin. Kalau sudah begini, bukan decak kagum yang terlontar dari mulut kita (walaupun suara penyanyinya bagus), tapi malah mengurut dada sambil keluar ucapan “astaghfirullah”. Ini baru satu jenis acara, belum lagi jenis acara-acara yang lainnya, seperti film cerita, sinetron yang mutunya makin mencemaskan, infotain¬ment yang penuh dengan berita gossip atau bahkan lawakan-lawakan yang sepintas kelihatan lucu tapi banyak pesan pornografi di dalamnya dan rental sensualitas.

Yang lebih parah lagi acara tersebut ditayangkan pada siang dan petang hari bukan malam hari, di mana banyak anak-anak yang menonton televisi justru pada jam tersebut. Semua ini membuat orang berpikir dan bertanya, apakah memang harus demikian bila sebuah stasiun televisi ingin menarik pemirsanya. Tidak adakah cara lain yang lebih menunjukkan rasa tanggungjawab secara moral terhadap akibat yang ditimbulkan dari acara-acara tersebut dalam jangka waktu yang panjang. Apalagi kita semua tahu bahwa salah satu ciri karakteristik dari komunikasi massa adalah penyampaiannya yang serempak. Artinya dalam waktu yang bersainaan secara serentak jutaan orang lerkena terpaan tayangan tersebut, dan sebagian pemirsanya adalah anak-anak. Bisa dibayangkan bagaimana pengaruh terpaan tersebut terhadap mereka.

Etika komunikasi massa Kalau berbicara tentang etika, yang terbayang oleh kita adalah kata sopan santun. Bila dikaitkan dengan komunikasi massa, maknanya menjadi bagaimana tata cara sopan santun diterapkan dalam penyiaran acara dari media komunikasi massa. Sebenarnya ada sopan santun itu dimiliki oleh semua orang, hanya kadang-kadang hal itu tertutup oleh kepentingan pribadi yang sulit untuk digeser, sehingga yang muncul lebih dominan adalah hal-hal yang lebih bermuatan komersil tanpa mau melihat sisi lainnya.

Jadi mungkin untuk lebih kedepan dilihat atau diaturlah aturan baku yang mengkin lebih menekan pada tanyangan atau berita-berita yang disampaikan oleh medie-media massa tersebut.

Demikian hasil analisa saya kiranya menjadi suatu masukan bagi pemerintah dan pers Indonesia. Terima Kasih

Edmon R. Kalesaran. Magister Ilmu Komunikasi. Fikom Unpad Bandung/Sept-08

PENGANTAR PERIKLANAN

PENGANTAR SINGKAT PERIKLANAN

Edmon R Kalesaran, S.Sos

Dosen FISIP.Jur.Ilmu Komunikasi

Universitas Sam Ratulangi Manado

Iklan di tengah peradaban manusia

* Sebelum Gutenberg menemukan system percetakan pada tahun 1450, iklan sudah di kenal peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai .

* Pesan berantai ini disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli masyarakat, yang kala itu mayoritas belum mengenal huruf, dengan cara-cara barter.

* Dunia pemasaran menyebut pesan berantai ini sebagai the word of mouth (secara lisan atau )

* Iklan pertama kali dikenal lewat pengumuman-pengumuman yang disampaikan secara lisan. Dilakukan melalui komunikasi verbal (langsung) oleh karena itu jangkauannya tidak terlalu luas sempit. Untuk ukuran zaman itu iklan yang demikian sudah dianggap efektif.

* Selangkah lebih maju, manusia mulai menggunakan tulisan sebagai alat penyampaian pesan. Ini berarti iklan sudah bisa dibaca secara berulang-ulang dan dapat disimpan.

* Saat ini kita juga bisa melihat sisa-sisa peradaban iklan itu berupa peninggalan berusia 3000 tahun yang berisikan iklan tentang pengumuman budak yang lari dari tuannya.

* Kemudian iklan mulai di kembangkan dalam bentuk relief yang di ukir di dinding, banyak terdapat di zaman Romawi.

* Seiring perubahan waktu iklan mulai berkembang seiring dengan lahirnya korang majalah sampai pada saat ini di era millennium ini iklan sudah berhubungan dengan televisi, internet, dan teknologi lainnya. Termasuk brosur, spanduk, pamphlet , billboard dan lain-lain.

Media-media yang digunakan iklan

  1. Surat kabar, majalah
  2. Televisi
  3. Papan reklame
  4. Bioskop
  5. Radio
  6. Internet
  7. dll.

* Dalam proses penyampaian iklan, biro iklan atau PH, dalam hal ini

Juga sering mengunakan model manusia untuk menarik simpati komunikan dalam suatu iklan.

JENIS-JENIS IKLAN

“JENIS JENIS IKLAN”

IKLAN STANDART

Ø Iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang atau jasa perjalanan untuk konsumen sebua media.

Ø iklan standart ini bertujuan untuk memasang motif dan minat pembeli atau para konsumen untuk membeli barang / jasa yang ditawarkan.

Ø Iklan standart sangat terikat pada metode dan etik tertentu.

Artinya iklan standart ditangani oleh orang profesional dibidang advertising untuk menyusun kata-kata, kalimat memilih gambar dan warna juga tempat pemasaran atau media yang cocok, serta waktu yang tepat.

Ø Iklan standart lebih berorientasi pada Profit atau mencari keuntungan.

Contoh :

- Iklan comersil di TV, Koran , majalah dll

- Iklan produk Sabun

- Iklan Mobil

- Dll.

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

Ø Iklan layanan masyarakat termasuk dalam iklan yang “non profit” artinya iklan layanan ini tujuannya tidak mencari keuntungan akibat pemasarannya kepada khalayak.

Ø Iklan layanan ini bertujuan memberikan informasi dan penekanan serta pendidikan kepada masyarakat dalam menarik pelajaran dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.

Ø berbeda dengan iklan standar, iklan layanan masyarakat tidak terlalu terikat pada penataan yang ketat.

Ø Iklan layanan ini lebih menekankan pada informasi yang mendidik kepada masyarakat untuk dapat bersifat positif terhadap apa saja yang disampaikan oleh iklan.

Contoh :

- Iklan Kontrasepsi dari departemen kesehatan

- Iklan mengunakan kondom agar terhindar dari bahaya Aids

- Iklan kepolisian yang mengingatkan bahaya minuman keras pada saat mengemudi.mematuhi rambu-rambu lalu-lintas dari kepolisian

- Iklan dari pemerintah dan otoritas kesehatan sedang gencar-gencarnya mengkominikasikan pesan-pesan tentang anti merokok dan penyakit kangker.

- Dll.


Literatur : “Bittnen” dalam bukunya

Mass Communication and introduction (Alo Liliweni, 1992)